Si Gembil yang Malang - PDF Flipbook

Cerita ini menceritakan tentang seekor kucing kampung yang semula disayang dan dirawat oleh sang majikan.Tetapi karena s

106 Views
48 Downloads
PDF 0 Bytes

Download as PDF

REPORT DMCA


UJIAN AKHIR SEMESTER

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Konsep Dasar Bahasa dan Sastra
Indonesia SD

Dosen Pengampu : Dr. Setiawan Edi Wibowo S.Pd., M.Pd.

Di susun oleh :
Imella Vindy Verawati

NIM 221 08241086

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2022



Si Gembil yang Malang
Badanku bisa dikata gemuk karena beratku hampir sembilan kilogram diusiaku yang
baru akan menginjak 2 tahun.Untuk berdiri saja susah.Sering kali aku ditertawakan bila
sedang berjalan karena tubuhku yang berlenggak lenggok ke kanan – kiri bagaikan
peragawati yang sedang bergaya.Padahal aku bukan perempuan, dan aku ini kucing laki –
laki.Karena badanku yang subur para tetangga dan tamu yang datang ke rumah majikanku
mengira aku ini kucing perempuan yang sedang hamil.Karena itulah semua orang
memanggilku dengan “Si Gembil”.

Hidupku di rumah majikanku sangat istimewa bak putri kerajaan.Semua anggota
keluarga sangat memanjakanku dan menyayangiku.Aku selalu mendapat fasilitas nomor
satu.Aku merasa menjadi kucing paling berunntung di dunia.Terkadang kawan – kawan yang
tinggal di sebelah rumah merasa iri jika melihatku.Melihat semua perlakuan yang diberikan
majikanku kepadaku.Bahkan pernah ada kawanku yang datang karena ingin ikut
denganku.Kawanku berharap bahwa majikanku akan mengangkatnya sebagai binatang
peliharan di rumah dan menjadi saudara baruku.

Namu aku sadar bahwa untuk menjadi anggota keluarga di rumah majikanku
bukanlah hal yang mudah.Banyak syarat yang harus dilakukan, antara lain harus mau
dimandikan setiap hari, tidak boleh mencuri, tidak boleh bermain cakar – cakaran di sofa,
tidak boleh bermain di luar apalagi di tempat kotor, disiplin makan dan minum vitamin, dan
melakukan vaksin dengan rutin.Semua itu dilakukan majikanku agar aku bisa tumbuh sehat,
tidak ada virus dan kuman yang melekat ditubuhku.Kalau tidak bisa memenuhi syarat itu,
maka siap – siap saja akan diusir dari rumah majikanku.

Aku bersyukur sekali.Walau aku hanya kucing kampung, tetapi aku istimewa bagi
mereka.Apalagi bauku selalu wangi setiap hari dan bulu – buluku yang berwarna putih
terlihat bersih mengkilat.Itu menandakan aku kucing yang terawat.Makananku pun selalu
bersih, bergizi dan terjaga dengan ketat, yang menjadikanku tak pernah sakit.Majikanku juga
selalu melindungiku dari kucing liar yang datang dan ingin mengajaku berkelahi.

Aku memiliki dua kawan, yaitu Si Oyen dan Si Coco.Mereka adalah kucing – kucing
tetangga majikanku.Si Oyen memiliki bulu berwarna orange, bertubuh kurus, berbau tidak
sedap, dan bulunya kotor dimana – mana.Dan satunya lagi, Si Coco dengan bulu berwarna
hitam.Tapi keadaan Si Coco hampir sama dengan Si Oyen, tidak terawat.Si Oyen dan Si
Coco juga memiliki sifat yang sama, yaitu suka mencuri.

Pada suatu hari “Hai Mbill, tumben kamu boleh keluar? Pasti waktumu untuk
berjemur, ya?” sapa Si Oyen.

“Hai, kawanku.Iya, aku baru saja selesai mandi.Apa kalian sudah mandi?” tanya Si
Gembil.

“Wah, kamu beruntung mempunyai majikan yang rajin merawatmu dan sangat
menyayangimu.Sedangkan kami…. Iya kan, Co?” jawab Si Oyen sedih dan menatap Si
Coco.

“Iya, betul! Majikan kami selalu menyia – nyiakan kami.Majikan kami tidak seperti
majikanmu yang selalu merawatmu dan menyayangimu.Bahkan saat kami tak pulang pun
mereka tidak pernah bingung dan mencari kami.” sahut Si Coco

“Iya, Gembil.Nasib kami beda jauh dengan kamu.Sehari kamu tak pulang saja
majikanmu bingung mencarimu ke mana – mana, sampai – sampai mengunjungi rumah
majikan kami..” keluh Si Oyen dengan tertunduk lesu.

“Kawan, aku turut sedih dengan nasib kalian.Namun, aku tidak bisa membantu
banyak.Kalian tahu sendiri, bukan…? Kalian ketahuan mengunjungiku di sini saja diusir oleh
majikanku.” jawab Si Gembil.”Keadaan kalian yang kotor tidak terwat dan suka mencuri itu
paling dibenci oleh majikanku.” tambah Si Gembil.

“Yahhh….mau bagaimana lagi, Mbil? Siapa yang akan memandikan kami seperti
kamu?.Makan pun kami juga jarang di beri.Kalau mereka sedang pergi, tidak akan ada
sepiring nasi dengan ikan asin yang bisa kami santap” jawab Si Oyen.”Bagi kami, ikan asin
itu sudah istimewa bagaikan makanan raja.” lanjut Si Coco.

“Apakah itu alasan kalian jadi sering mencuri?” tanya Si Gembil.

“Iya, jika kami sudah tidak bisa menahan lapar” ucap Si Oyen.”Sebenarnya kami
terpaksa melakukan itu karena kami bosan jika terus – terusan makan tikus yang sebetulnya
sangat jorok bagi kami” lanjut Si Coco.

“Mbil, Bukankah kamu dulu di pungut di jalanan? Apakah kamu tidak takut jika suatu
saat nanti majikanmu sudah tidak lagi menyayangimu dan merawatmu seperti saat ini?”tanya
Si Coco tiba – tiba.

“Benar kan Mbil?Dan kamu nanti akan dibuang kembali ke jalanan.Yahh…..akhirnya
nasib kamu akan sama seperti nasib kami ini hahahahah......” Si Oyen mengejek Si Gembil
sambil terpingkal – pingkal.“Bahkan, mungkin saja nasib kami lebih baik daripada nasib
kamu, Mbill hahahahahah…..” lanjut Si Oyen dengan ledekannya.

Seketika itu raut wajah Si Gembil menjadi sedih karena ejekan teman –
temannya.“Aku sudah siap, kawan.Aku tahu mungkin suatu saat nanti majikanku bisa tak
sayang lagi padaku.Tetapi, aku bisa mengambil pelajaran dari majikanku, bahwa aku tidak
boleh mencuri.Dengan begitu, akan ada orang lain yang akan menyayangiku kembali…”
ucap Si Gembil sedih.

Setelah percakapan itu Si Oyen dan Si Coco berpamitan untuk pulang ke rumah
masing – masing.

Tiga minggu kemudian, Si Gembil berfirasat buruk ketika mendengar teriakan dari
anak majikannya.“Horeeee….asyikkk…. senangnya hatiku akan mendapat kado ulang tahun
istimewa.Aku akan mendapatkan kucing ras! pasti lucu sekalii….” Teriak anak majikannya
dengan raut wajah penuh suka cita.

Mendengar teriakan anak majikannya Gembil terbangun dari tidur
pulasnya.Jantungnya berdetak kencang bercampur sedih.Si Gembil juga tidak sengaja
mendengar obrolan anggota keluarga majikannya, bahwa seetelah kucing baru majikannya
itu datang harus dipisahkan dari rumah atau ruangan lain.Karena kucing ras tidak boleh
bercampur dengan kucing kampung seperti Si Gembil.Ya, tidak meleset sama sekali dengan
dugaan Si Oyen dan Si Coco kemarin saat meledeknya.Sepertinya kali ini Si Gembil benar
harus keluar dari rumah majikannya.

Keesokan harinya Si Gembil Merasa sedikit was – was karena sang majikan sedang
mengambil kucing ras itu.Anggota keluarga majikannya yang lain juga sedang sibuk
menyiapkan kandang baru untuk sang kucing.Tidak lupa juga terdapat kasur dan bantal kecil
di sudut kandang itu.Bisa dibilang kandang itu kandang mewah dan mahal.

Dua jam kemudian sang majikan datang dengan menggendong kucing baru.Kucing
itu berjenis Persia.Kucing jenis Persia itu diberi nama Si Chiro.Nama yang setara dengan
kelas kucing mewah.

“Wahhhhh, lucu dan menggemaskan!Bulunya bagus sekalii!!” ucap anak
majikan.Melihat hal itu Si Gimbul menunduk sedih dan mulai menjauhi kerumunan anggota
keluarga majikannya yang sedang menimang – nimang Si Chiro.“Tak sepertiku yang hanya
kucing kampung, dirawat semewah apapun, aku tetaplah kucing kampung…” batin Si
Gembil.

Seiring berjalannya waktu, sang majikan semakin lupa untuk merawat Si
Gembil.Sekarang sang majikan tidak lagi merawat dan memandikan Si Gembil.Bahkan kalau
Si Gembil masuk rumah, selalu diusir majikannya.Si Gembil yang dulu selalu tidur di dalam
ruangan tertutup dan hangat saat ini sang majikan membiarkan Si Gembil tidur di luar
ruangan dengan udara malam yang dingin menusuk tulang hingga tak cukup hanya dengan
melingkarkan badan.

“Hai, Gembil! Benar bukan dugaan kami? Kami pernah bilang bahwa kamu akan
bernasib sama seperti kami.Sekarang rumah saja kamu tak punya, Mbil, hahahaha…..” ucap
Si Oyen dan Si Coco dengan nada mengejek.“Bahkan masih lebih baik nasib kami,
bukan?hahaha” lanjut Si Oyen.

Mendengar hal itu membuat Si Gembil semakin sedih.Tetapi Si Gembil berusaha
untuk tegar dan tidak menggubris cibiran kedua kawannya itu.Si Gembil memilih pergi
meninggalkan Si Oyen dan Si Coco dengan membiarkan keduanya mencibirnya.“Ingat Mbil,
kami tidak sudi memiliki teman seperti kamu, dan kami tidak sudi berteman denganmu…!!”
tambah Si Coco.

Kesedihan Gembil membuatnya untuk pergi keluar dari rumah majikannya.Tetapi
sekarang sudah berbeda.Gembil tidak pulang pun majikannya tidak pernah lagi mencarinya
kesana kemari.Sekarang Si Gembil tidak bisa tidur di sofa mewah dan empuk, melainkan
hanya di pinggir jalan atau di teras rumah orang.Tubuh Si Gembil juga terluka karena
lemparan batu dari orang yang mengusir kucing tanpa perasaan.Sesekali waktu jika Si
Gembil rindu dengan majikannya, Gembil mencoba pulang walaupun hanya sampai di depan
pagar rumah.Namun Gembil juga diusir oleh majikannya karena keadaan dia yang tak
terawat, kotor, dan kurus.

Beberapa bulan kemudian, ada kerumunan orang beramai – ramai.“Dik, bukannya itu
kucing adik? Coba lihat dulu, itu sepertinya kucing adik.” Teriak tetangga sang majikan
dengan terburu – buru.

Ternyata benar! Memang itu Si Gembil, dia sudah terkapar lemah di tengah aspal
hitam karena tertabrak truk.Menurut keterangan tetangga sang majikan, Si Gembil selalu
setia menunggu di depan pagar rumah.Apabila ada majikannya yang pergi keluar rumah, dia
selalu mengejar meskipun sang majikan tidak menggubrisnya.Dulu majikannya selalu
membawa Si Gembil kemanapan berpergian.

Mengetahui hal itu, sang majikan menyesal.Kesetiaan Si Gembil membuat haru sang
majikan dan para tetangga.Selama tidak tinggal di rumah majikannya Si Gembil juga tidak
pernah mencuri lauk pauk di rumah tetangga.Si Gembil hanya mengais makanan sisa di
tempat sampah.Sepertinya Si Gembil menepati janjinya untuk menjadi kucing yang
baik.Karena itulan, banyak orang yang merasa iba kemudian memberinya makanan walau
seadanya.

Si Gembil tak tertolong setelah tubuhnya kejang – kejang.Akhirnya dia tak bernafas,
terbujur diam dan kaku.Setelah kejadian itu, sang majikan tidak pernah menyia – nyiakan
kucing kampung lagi yang terkadang tanpa sengaja datang kerumahnya.Sang majikan justru
merawatnya dengan baik.

Tamat


Data Loading...