Materi Pelajaran G 30 S PKI untuk Siswa - PDF Flipbook

Materi Pelajaran G 30 S PKI untuk Siswa

115 Views
28 Downloads
PDF 1,607,496 Bytes

Download as PDF

REPORT DMCA


Materi untuk Siswa

SEJARAH KONTROVERSIAL G-30-S/PKI

A. Pengertian Sejarah kontroversial
Sejarah kontroversial adalah sejarah yang memiliki narasi peristiwa dengan

berbagai penjelasan atau versi. Penjelasan yang beragam versi tersebut
merupakan penyebab terjadinya kontroversi. Masing-masing versi memiliki
landasan yang kuat menurut penulisnya. Penulisan sejarah kontroversial masih
terus berproses yang pada akhirnya memunculkan berbagai versi. Di kalangan
sejarawan belum ada kesepakatan mengenai narasi suatu perisitiwa sejarah yang
kontroversial.

Kontroversi dalam ilmu sejarah pada dasarnya merupakan hal yang wajar
karena sejarah merupakan interpretasi atau penafsiran terhadap sebuah peristiwa
di masa lalu dan bersifat terbuka. Semakin banyak interpretasi, semakin besar
pula kemungkinan kontroversinya.

B. Faktor-faktor Penyebab terjadinya Sejarah kontroversial

Beberapa faktor penyebab terjadinya kontroversi dalam sejarah adalah:

1. Faktor subjektif dari penulis sejarah (sejarawan)
Faktor subjektif berkaitan dengan interpretasi sejarawan dalam menulis sebuah
peristiwa sejarah. Sejarah yang ditulis oleh sejarawan sebenarnya merupakan
kisah yang dibuat oleh sejarawan sendiri dan mengandung faktor subjektif, yaitu
latar belakang individu sejarawan, kemampuan metodologi sejarah, dan
kemampuan intepretasi atau penafsiran.

2. Faktor sosial politik
Pada faktor sosial politik, kontroversi muncul sebagai konsekuensi atas

kepentingan sosial dan politik terhadap suatu peristiwa. Kekuasaan politik yang
mengendalikan sejarah diduga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
kontroversi sejarah.

3. Faktor kepentingan suatu golongan
Faktor kepentingan golongan bisa datang dari pihak yang terlibat ataupun

dari pihak yang ingin memanfaatkan suatu peristiwa sejarah untuk tujuan
tertentu. Misalnya kepentingan pelaku sejarah ataupun keturunannya yang
merasa dirugikan dengan penulisan sejarah dari pihak tertentu Kontroversi terjadi
karena konflik kepentingan yang melatarbelakangi munculnya perbedaan
persepsi dan narasi suatu peristiwa sejarah.

C. Berbagai Versi Sejarah Kontroversial G-30-S/PKI

Peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau G 30 S atau G-30-S/PKI merupakan
salah satu materi kontroversial dalam sejarah Indonesia. Kontroversi peristiwa

1

Gerakan 30 September 1965 terutama terkait dengan siapa dalang atau aktor
utamanya.

Setidaknya ada 7 versi interpretasi atau penafsiran tentang G 30 S, yaitu:
1. Konflik internal Angkatan Darat (AD)
2. CIA (Dinas intelijen Amerika Serikat) adalah dalangnya
3. Pertemuan kepentingan Inggris dan Amerika Serikat
4. Soekarno adalah dalangnya
5. Soeharto adalah dalangnya
6. PKI adalah dalangnya
7. Teori Chaos.

Tujuh versi tersebut beserta tokoh dan fakta-fakta pendukungnya sebagai
berikut.

1. Konflik internal Angkatan Darat (AD)
Teori ini dikemukakan antara lain oleh Ben Anderson, W.F.Wertheim, dan

Coen Hotsapel. Teori ini menyatakan bahwa G 30 S hanyalah peristiwa yang
timbul akibat adanya persoalan di kalangan internal AD sendiri. Hal tersebut
misalnya didasarkan pada pernyataan pemimpin Gerakan, yaitu Letnan Kolonel
Untung yang menyatakan bahwa para pemimpin AD hidup bermewah-mewahan
dan memperkaya diri sehingga mencemarkan nama baik AD. Namun dalam
kenyataannya ada jenderal yang hidupnya sederhana, yaitu Panglima Angkatan
Bersenjata Jenderal Abdul Haris Nasution.

2. CIA adalah dalang G-30-S/PKI
Teori ini berasal dari tulisan Peter Dale Scott dan Geoffrey Robinson.

Menurut teori ini, AS sangat khawatir Indonesia akan jatuh ke tangan komunis.
PKI pada masa itu sedang kuat-kuatnya menanamkan pengaruh di Indonesia.
Karena itu, CIA (Central Inteligence of America/Dinas Intelijen Amerika Serikat)
bekerjasama dengan suatu kelompok dalam tubuh AD untuk memprovokasi PKI
agar melakukan gerakan kudeta. Setelah itu, PKI dihancurkan. Tujuan akhir CIA
adalah menjatuhkan kekuasaan Soekarno.

3. Pertemuan antara Kepentingan Inggris-AS
Teori dikemukakan antara lain oleh Greg Poulgrain. Menurut teori ini G 30 S

adalah titik temu antara keinginan Inggris agar sikap konfrontatif Soekarno
terhadap Malaysia bisa diakhiri melalui penggulingan kekuasaan Soekarno
dengan keinginan AS agar Indonesia terbebas dari komunisme. Pada masa itu,
Soekarno tengah gencar menyerang Malaysia yang dianggapnya sebagai negara
boneka Inggris.

4. Soekarno adalah dalang G-30-S/PKI
Teori ini dikemukakan oleh Anthony Dake dan John Hughes. Teori tersebut

berangkat dari asumsi bahwa Soekarno berkeinginan melenyapkan kekuatan
oposisi yang berasal dari sebagian perwira tinggi AD. Karena PKI dekat dengan
Soekarno, partai inipun terseret.

Dasar teori tersebut adalah dari kesaksian Shri Biju Patnaik, seorang pilot
asal India yang menjadi sahabat banyak pejabat Indonesia. Ia mengatakan bahwa
pada 30 September 1965 tengah malam, Soekarno memintanya untuk

2

meninggalkan Jakarta sebelum subuh. Soekarno berkata,“ Sesudah itu saya akan
menutup lapangan terbang”. Soekarno seakan tahu bahwa akan ada “peristiwa
besar” esok harinya. Namun Presiden Soekarno ternyata menolak G 30 S, bahkan
pada 6 Oktober 1965 dalam sidang Kabinet Dwikora, ia mengutuk G 30 S.

5. Soeharto adalah dalang G-30-S/PKI
Pendapat ini dikemukakan oleh Brian May. Menurutnya terdapat kedekatan

hubungan antara Letkol. Untung sebagai pemimpin G 30 S dengan Mayjend
Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad.

6. Dalang G-30-S/PKI adalah PKI
Menurut teori ini, tokoh-tokoh PKI adalah penanggung jawab peristiwa

kudeta dengan cara memperalat unsur-unsur tentara. Dasarnya adalah
serangkaian kejadian dan aksi yang telah dilancarkan PKI antara tahun 1959-1965.
Dasar lainnya adalah bahwa setelah G 30 S, beberapa perlawanan bersenjata yang
dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri CC PKI yang terjadi di Blitar
Selatan, Grobogan, dan Klaten.

7. Teori Chaos (Kekacauan)
Teori ini dikemukakan oleh John D. Legge. Teori ini menyatakan bahwa

tidak ada dalang tunggal dan tidak ada skenario besar dalam G 30 S. Kejadian
tersebut merupakan hasil dari perpaduan antara unsur-unsur Nekolim (negara
Barat), pimpinan PKI yang keblinger serta oknum-oknum ABRI yang tidak benar.
Semuanya menjadi penyebab kekacauan (chaos).

Daftar Pustaka
Abdulgani, R. (1961). Penjelasan Manipol-USDEK, Bahan-bahan Indoktrinasi. Djember:

Penerbit Sumber Ilmu.
Abdurakhman, Pradono, A, Sunarti, L, Zuhdi, S. (2018). Sejarah Indonesia untuk

SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII. Jakarta: Kemdikbud.
Ahmad, T. A. (2013). Pendidikan Sejarah, Suatu Keharusan; Reformasi Pendidikan Sejarah.

Yogyakarta: PPS, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta.
Anderson, B., McVey, R. T. (1971). A Preliminary Analysis of the October 1, 1965, Coup

in Indonesia. Ithaca: Modern Indonesia Project, Cornell University.
Feith, H. (1995) Soekarno-Militer Dalam Demokrasi Terpimpin, Jakarta: Sinar Harapan
Gerlach, C. (2010). Extremely Violent Societies: Mass Violence in the Twentieth Century.

New York: Cambridge University Press.
Kartodirdjo, S., dkk. (1975). Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.
Mortimer, R. (2006). Indonesian Communism Under Sukarno, Ideology and Politics, 1959-

1965. Singapore: Equinox Publishing (Asia).
Robinson, G. (2018). The Killing Season. A History of The Indonesian Massacre, 1965-

1966. New Jersey: Princeton University Press.
Roosa, J. (2008). Dalih Pembunuhan Massal, Gerakan 30 September dan Kudeta Soeharto.

Jakarta: Hasta Mitra.
Sjamsudin, N. (ed) (1988). Soekarno Pemikiran dan Kenyataan Praktek. Jakarta: Rajawali

Press.
Susilo, T. A. (2010). Soekarno Biografi Singkat 1901-1970. Yogyakarta: Garasi.

3

4


Data Loading...